Organisations, People And Computer Systems (Organisasi, Orang Dan Sistem Komputer) Menurut Ian Sommerville
Sistem sosio-teknis merujuk pada sistem perusahaan yang dirancang untuk mendukung pencapaian berbagai tujuan organisasi atau bisnis. Tujuan tersebut dapat meliputi peningkatan penjualan, pengurangan penggunaan bahan dalam proses produksi, pengumpulan pajak, menjaga keselamatan wilayah udara, dan sebagainya. Karena sistem tersebut merupakan bagian integral dari lingkungan organisasi, proses pengadaan, pengembangan, dan penggunaan sistem ini dipengaruhi oleh kebijakan dan prosedur organisasi serta oleh budaya kerjanya. Pengguna sistem mencakup individu-individu yang terpengaruh oleh cara organisasi dikelola dan oleh interaksi mereka dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi.
Karena itu, ketika Anda berusaha memahami persyaratan sistem sosio-teknis, penting untuk memahami konteks lingkungan organisasinya. Jika tidak, sistem tersebut dapat gagal memenuhi kebutuhan bisnis yang ada, dan pengguna serta manajer dapat menolak penerimaan sistem tersebut.
Beberapa aspek manusia dan organisasi dari lingkungan sistem yang berdampak pada desain sistem meliputi:
- Process changes. Apabila sistem memerlukan perubahan dalam proses kerja di lingkungan tersebut, maka pelatihan akan menjadi suatu keharusan. Jika perubahan tersebut bersifat signifikan atau berpotensi menyebabkan kehilangan pekerjaan bagi individu, terdapat risiko bahwa pengguna akan menolak penerimaan sistem yang diimplementasikan.
- Job changes. Apabila sistem menghilangkan keterampilan pengguna dalam lingkungan tertentu atau memaksa mereka untuk mengubah cara kerja mereka, ada kemungkinan pengguna akan menolak secara aktif pengenalan sistem ke dalam organisasi. Desain yang mewajibkan manajer untuk mengubah cara kerja mereka agar sejalan dengan sistem komputer sering kali tidak disukai. Manajer mungkin merasa bahwa posisi mereka dalam organisasi terancam oleh adanya sistem tersebut.
- Organisational changes. Apabila sistem mengubah struktur kekuasaan politik di dalam suatu organisasi, misalnya dengan adanya ketergantungan organisasi pada sistem yang kompleks, individu yang memiliki pengetahuan tentang operasional sistem tersebut akan memiliki kekuatan politik yang signifikan.
Faktor-faktor manusia, sosial, dan organisasi ini sering kali memainkan peran yang signifikan dalam menentukan keberhasilan suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Sayangnya, bagi para insinyur yang memiliki sedikit pengalaman dalam studi sosial atau budaya, memprediksi efek dari faktor-faktor tersebut pada sistem menjadi sangat sulit. Untuk membantu pemahaman mengenai dampak sistem pada organisasi, berbagai metodologi telah dikembangkan, seperti sosioteknik Mumford (Mumford, 1989) dan Metodologi Sistem Lunak Checkland (Checkland dan Scholes, 1990; Checkland, 1981). Selain itu, telah dilakukan studi sosiologis yang luas mengenai dampak sistem berbasis komputer pada lingkungan kerja (Ackroyd, et al., 1992).
Secara ideal, semua pengetahuan yang relevan mengenai organisasi harus termasuk dalam spesifikasi sistem agar perancang sistem dapat mempertimbangkannya. Namun, pada kenyataannya, hal ini tidak mungkin dilakukan. Perancang sistem harus membuat asumsi berdasarkan sistem serupa yang ada dan menggunakan logika umum. Jika asumsi tersebut keliru, sistem dapat berfungsi dengan cara yang tidak terduga. Misalnya, jika perancang sistem tidak memahami bahwa berbagai bagian dalam organisasi dapat memiliki tujuan yang saling bertentangan, maka setiap sistem yang dikembangkan di seluruh organisasi pasti akan mengecewakan beberapa pengguna.
Source: Sommerville, Ian. 2007. Software Engineering Eight Edition. s.l. : Addison-. Wisley, 2007.
Comments
Post a Comment